Selasa, 16 September 2008

Kegagalan Manajemen Sebab Kegagalan Real Madrid Pada Musim Kompetisi 2003/2004, 2004/2005, dan 2005/2006 (Tugas Manajemen Media

Ingatkah anda dengan apa yang terjadi pada Real madrid pada medio tahun 2003 hingga 2006? Klub berjuluk Los Merengues ini mempunyai skuad yang sangat dahsyat. Mereka mempunyai dua pemain termahal dunia dalam diri Luis Figo dan Zidane. Plus David Bechkam, Ronaldo, Raul Gonzales, dan pemain-pemain berkelas lainnya.

Tapi bagaimana prestasi mereka pada medio tersebut? Jawabannya nihil. Alih-alih mendapatkan gelar, mereka justru berada di bawah bayang-bayang seteru abadi mereka, Barcelona.

Lantas semua bertanya, apa yang membuat tim bertabur bintang seperti Madrid? Jawabannya adalah kegagalan para pelatih-pelatih mereka di medio tersebut dalam hal mengolah skuad yang ditaburi banyak bintang.

Bayangkan, di medio ini, tercatat ada lima enternador yang menangani mereka. Sebut saja Carlos Queiroz, Jose Antonio Camacho, Mariano Garcia Remon, Wanderlei Luxemburgo, dan Juan Ramon Lopez Caro.

Pada era kepelatihan Carlos Queiroz, Madrid sempat menggebrak di awal musim. Mereka sempat berada di jalur treble Winner. Namun pada akhir musim, alih-alih memenangi tiga gelar sekaligus (Liga Spanyol, Liga Champion dan Copa Del Rey) mereka justru gagal meraih satu gelarpun.

Kala itu, pemain-pemain depan Madrid memang sangat subur mencetak gol pada awal musim Namun pertahanan mereka amat rapuh. Jadi tidak heran bila mereka kerap menang dengan skor-skor besar semisal 4-2, 5-2, 5-3 dan sebagainya. Nah, begitu para penyerang seolah berhenti mencetak gol, barisan belakang mereka belum sembuh dari wabah kerapuhan. Walhasil, musim 2003/2004 menjadi kuburan untuk Madrid. Intinya Carloz Queiroz gagal memanage tim yang solid, sehingga mereka hanya dahsyat di depan namun rapuh di belakang.

Berbeda dengan empat penerusnya. Camacho, Remon, Luxemburgo dan Lopez Caro gagal menyatukan para pemain bintang. Pemain semacam Ronaldo, Zidane, Figo dan jurgador-jurgador kelas wahid lainnya seolah ingin menjadi pangeran baru Bernabeu menggeser sang pangeran sesungguhnya, Raul Gonzales.

Jadi jangan heran bila pada musim kompetisi 2004/2005 dan 2005/2006 Los Galacticos seperti serombongan pemain sirkus yang hanya bisa bertraksi di atas lapangan namun tidak dapat mencetak gol.

Karena kegagalan memanage pemain ini pulalah yang membuat pemain sekelas Ronaldo mengalami masa-masa tersuram sepanjang kariernya. Pemain yang kini berusia 32 tahun ini mengalami kegemukan. Otomatis kecepatan pemain berjuluk Il Phenomeno ini berkurang sehinnga pada awal tahun 2007 ia resmi dilego ke AC Milan dengan Banderol 7 juta euro.

Cerita tadi adalah sebuah contoh dari sebuah kegagalan manajemen yang terjadi di klub sepakbola. Klub dengan skuad nomor satu tidak akan menjadi tim yang hebat bila tidak ditangani oleh orang yang tepat. Ibarat sebuah kue yang dibuat dari bahan baku nomor satu tatapi tidak ditangani oleh koki yang hebat. Pasti kue itu tidak enak bukan?